Warga Cimanyangray Gotong Royong Beton Jalan Desa dengan “Uang Receh”

Warga Desa Cimanyangray, Gunung Kencana, bergotong royong cor jalan poros desa.--(foto: ist)

Lebak, BantenGate.id-Ratusan warga dari tujuh Rukun Tetangga (RT)  di Desa Cimanyangray, Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, Banten, bergotong royong beton  jalan poros desa secara swadaya, sepanjang 120 meter setelah lama menanti perhatian dari pemerintah yang tak kunjung datang. Poros jalan  yang dibangun itu dengan bermodalkan “uang receh” hasil iuran masyarakat.

Bacaan Lainnya

Dari anak-anak hingga orang tua, dari pemuda-pemudi hingga para ibu rumah tangga—semuanya turun tangan. Gotong royong yang mereka lakukan bukan sekadar kerja bakti, melainkan ekspresi dari kepedulian dan rasa memiliki terhadap kampung halaman.

“Kami sudah terlalu lama menunggu. Tapi janji tinggal janji. Maka kami bangun sendiri jalan ini, demi keselamatan dan kenyamanan bersama,” ujar tokoh masyarakat, Haji Jejen (42 tahun) ditengah suasana pengecoran jalan, Sabtu (19/7/2025).

Menurut H. Jejen, jalan yang kini dibeton itu sebelumnya rusak parah. Tak sedikit kendaraan bermotot roda dua yang tergelincir, terutama saat musim hujan. Padahal jalan ini merupakan akses utama masyarakat untuk ke sekolah, ke puskesmas, bekerja, maupun membawa hasil bumi ke pasar.

Bukan hanya soal infrastruktur, jalan ini juga menjadi bagian dari kehidupan sosial dan spiritual warga. “Beberapa hari lagi kami akan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Jalan ini harus siap untuk menyambut tamu dan menjadi saksi kebersamaan kami,” kata Jejen.

Jalan Beton poros Desa Cimanyangray, yang di bangun dengan cara swadaya masyarakat.–(foto: ist)
Beton Bertulang Bambu

Uniknya, pembangunan jalan ini menggunakan teknologi khas kampung: rangka bambu sebagai tulang beton. Sederhana namun kokoh, menyesuaikan dengan kondisi sumber daya yang tersedia.

Rincian pembangunan pun terukur. Jalan yang di cor beton sepanjang 120 meter. Di bagian bawah kampung memiliki panjang 70 meter, sementara di bagian atas sepanjang 50 meter. Keduanya masing-masing memiliki lebar 1 meter di kiri dan kanan, dengan ketebalan beton 15 sentimeter.

Dana yang digunakan pun bukan berasal dari kas desa, melainkan dari kantong masyarakat sendiri. Mulai dari iuran kelompok pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak, hasil keropak Jumat di masjid, hingga kas spontan dalam rapat warga.

“Kalau ditotal, anggaran yang kami kumpulkan mencapai Rp44.650.000. Kami kumpulkan dari banyak sumber kecil, tapi hasilnya besar bagi kami,” kata H. Jejen.

Sementara Mang Ujang, membenarkan bahwa pembangunan dilakukan secara swadaya, tanpa bantuan pemerintah. “Yang kerja di sini ada sekitar 600 orang. Warga yang bekerja itu berasal dari 7 Rukun Tetangga RT) di Desa Cimayangray. Ini bentuk kecintaan kami terhadap kampung,” tuturnya.

Pembangunan jalan secara swadaya ini bukan kali pertama dilakukan. Setahun sebelumnya, pada 24 Agustus 2024, warga Cimanyangray juga sudah membangun jalan cor sepanjang 60 meter, dengan lebar dan ketebalan serupa.

Kini mereka berharap, aksi nyata warga ini menjadi alarm bagi Pemerintah Kabupaten Lebak, dan Provinsi Banten, agar membuka mata dan hati. “Kami mohon kepada Pemerintah Kabupaten Leba dan Pemerintah Provinsi, dapat membantu kami. Jangan biarkan warga terus memikul beban yang semestinya menjadi tanggung jawab negara,” ujar salah seorang warga.-(red)

Pos terkait