Lebak, BantengGate.id – Para siswa dan guru SMPN 7 Cibeber mengeluhkan aktivitas penggilingan padi di Kampung Tenjolaut, Desa Kujangsari, Kecamatan Cibeber, yang dinilai mengganggu suasana proses belajar mengajar (PBM). Lokasi penggilingan yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari sekolah membuat kebisingan dan debu kerap masuk ke ruang kelas.
Sejumlah murid menyebutkan, suara mesin yang bising serta debu yang beterbangan sering membuat mereka tidak nyaman hingga mengalami batuk-batuk. “Kalau penggilingan jalan, kelas jadi ribut, berdebu, dan bikin batuk. Kami jadi sulit konsentrasi,” ungkap salah seorang siswa, Selasa (19/8/2025).
Kepala SMPN 7 Cibeber, Ade Rojali, S.Pd, mengakui pihaknya juga merasa terganggu dengan keberadaan penggilingan tersebut. Ia berharap ada perhatian dari pihak terkait agar dicarikan solusi yang tidak merugikan siswa.
“Jaraknya sangat dekat dengan sekolah. Kami mohon kepada pihak terkait supaya ada solusi terbaik demi kenyamanan anak-anak saat belajar,” ujar Ade Rojali, kepada awak media, Selasa (19/8/2025)
Menanggapi hal itu, Kepala Desa Kujangsari, Sudarwan, membenarkan adanya penggilingan padi di dekat SMPN 7 Cibeber. Namun, ia mengaku sejauh ini belum menerima keluhan resmi, baik secara lisan maupun tertulis, dari pihak sekolah maupun siswa.
Warga sekitar menilai penggilingan padi juga memiliki peran penting dalam mendukung kebutuhan pertanian masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan solusi terbaik agar proses belajar mengajar (PBM) bisa berjalan tanpa kebisingan dari suara mesin, dan usaha penggilingan padi juga dapat berjalan.—(red)