Serang, BantenGate.id – Gubernur Banten Andra Soni menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Banten untuk memperluas keberadaan Ruang Bersama Indonesia (RBI) hingga ke seluruh kecamatan, desa, dan kelurahan. Keberadaan RBI dinilai menjadi langkah nyata memperkuat pemberdayaan perempuan sekaligus perlindungan anak.
Hal itu disampaikan Andra Soni saat menghadiri Peluncuran RBI Banten dan Festival Dolanan Anak di Kampung Pekijing, Kelurahan Kalang Anyar, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Sabtu (23/8/2025). Dalam kesempatan itu, Gubernur hadir bersama Ketua TP PKK Provinsi Banten Tinawati Andra Soni dan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Banten Mira Deden.
“Kami berharap RBI dapat tersedia di setiap kecamatan, desa, hingga kelurahan. Melalui kegiatan bermain di luar ruangan, olahraga, membaca, menggambar, hingga permainan tradisional, kita bisa mencegah dampak negatif gadget sekaligus membangun karakter anak yang sehat, cerdas, dan berdaya saing,” ujar Andra Soni.
Menurutnya, RBI merupakan ruang ramah anak yang sarat edukasi serta mendukung kreativitas, sehingga bisa menjadi benteng dari ancaman negatif di era digital. Ia menekankan bahwa gadget tidak perlu dijauhi, tetapi diarahkan agar bermanfaat bagi peningkatan literasi digital dan pengembangan wawasan anak.
“Atas nama Pemerintah Daerah dan masyarakat, saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas keberadaan Ruang Bersama Indonesia sebagai upaya kolaboratif memperkuat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Provinsi Banten,” tambahnya.
Festival Dolanan dan pementasan sandiwara anak yang digelar bersamaan disebut Gubernur memberi warna baru dalam melestarikan permainan rakyat sekaligus meningkatkan kebahagiaan anak-anak.
Peluncuran RBI Banten merupakan bagian dari program nasional Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA). Gubernur berharap sinergi lintas sektor—pemerintah, dunia usaha, akademisi, hingga masyarakat—semakin kuat untuk memperbanyak ruang ramah bagi perempuan dan anak di Banten.
“Kami ingin implementasi regulasi perlindungan anak, termasuk PP Nomor 17 Tahun 2025, benar-benar dijalankan di daerah. Hal ini penting agar anak-anak terlindungi dari paparan konten digital yang merugikan,” tegas Andra.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten, Siti Maani Nina, menjelaskan bahwa RBI hadir bukan sekadar ruang bermain, melainkan juga wadah pembentukan karakter, peningkatan literasi, hingga penguatan keluarga.
Di Kampung Pekijing, RBI bahkan melibatkan anak-anak dalam kegiatan membaca untuk lansia, sehingga tercipta suasana kebersamaan lintas generasi. Menurut Nina, pengelolaan yang melibatkan kader dan masyarakat menjadikan RBI bagian dari gerakan kolektif.
Selain itu, RBI juga menjadi sarana sosialisasi untuk menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, mendorong pola pengasuhan layak, serta mempercepat penurunan stunting dan pengentasan kemiskinan ekstrem.
“Kami berupaya anak-anak Banten tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman, nyaman, serta penuh kreativitas. Ini bagian dari ikhtiar menyongsong Indonesia Emas 2045. Anak-anak hari ini adalah pemimpin masa depan. Maka tugas kita memastikan mereka tumbuh dalam ekosistem yang sehat, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman,” ungkap Nina.
Tokoh masyarakat Kampung Pekijing, Edi Suryadi, menyambut positif kehadiran RBI dan Festival Dolanan. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat dinantikan warga karena memberikan manfaat nyata bagi Kampung Pekijing yang dikenal sebagai Kampung Literasi.
“Kegiatan ini luar biasa dan ditunggu-tunggu. Harapannya bisa membantu pembangunan di Kampung Literasi Pekijing, terutama di bidang literasi, pemberdayaan perempuan, anak, lansia, maupun ekonomi keluarga. Kami butuh dukungan dari semua pihak, terutama dari Bapak Gubernur dan Wali Kota Serang untuk lebih memajukan kampung halaman,” ungkapnya.--(adpim/red)