Haul Tuan Syekh Abdul Qodir Jailani di Pesantren Al-Istiqlaliyah: Simbol Keteladanan Spritiual

Direktur Jenderal (Dirjen) Infrastruktur Digital Kemkomdigi, Wayan Toni Supriyanto,

Tangerang, BantenGate.id — Ribuan jamaah dari berbagai daerah memadati halaman Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah, Desa Cilongok, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Minggu (5/10/2025). Para jamaah datang untuk menghadiri Haul Tuan Syekh Abdul Qodir Jailani, seorang ulama besar yang dikenal dengan ajaran tasawuf dan keteladanan spiritualnya.

Bacaan Lainnya

Acara keagamaan yang telah menjadi tradisi tahunan ini berlangsung penuh khidmat. Dzikir, pembacaan manaqib, tausiyah, dan doa bersama menggema sepanjang acara, menghadirkan suasana religius dan kebersamaan umat.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Gubernur Banten Andra Soni, Bupati Tangerang Moch. Maesyal Rasyid, para habaib, ulama, tokoh masyarakat, serta perwakilan pemerintah daerah dari berbagai wilayah di Banten dan luar rovinsi.

Dalam sambutannya, Bupati Tangerang Maesyal Rasyid menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas terselenggaranya haul akbar tersebut. Ia menegaskan bahwa kegiatan keagamaan seperti ini memiliki makna mendalam bagi umat, terutama dalam memperkuat spiritualitas dan persaudaraan sesama muslim.

“Haul ini bukan hanya bentuk penghormatan kepada ulama besar, tetapi juga momentum untuk meneladani akhlak beliau yang penuh keikhlasan, kesabaran, dan pengabdian kepada umat. Semoga semangat itu terus hidup dalam diri kita semua,” ujar Bupati Maesyal Rasyid.

Ia juga memberikan penghargaan tinggi kepada Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah yang telah berperan penting dalam mencetak generasi berilmu dan berakhlak mulia. Menurutnya, pesantren memiliki kontribusi besar dalam membangun karakter dan spiritualitas masyarakat Kabupaten Tangerang.

“Pesantren ini telah melahirkan berbagai santri yang berilmu dan berakhlak mulia. Pemerintah Kabupaten Tangerang berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan pendidikan keagamaan dan peran pesantren sebagai benteng moral masyarakat,” tambahnya.

Acara yang berlangsung hingga sore hari itu ditutup dengan doa bersama yang dipimpin para habaib dan ulama, dilanjutkan ramah tamah antara Bupati, Gubernur, dan para jamaah yang hadir.

Menariknya, pada kesempatan tersebut, Bupati Tangerang Moch. Maesyal Rasyid bersama Gubernur Banten Andra Soni menerima cinderamata miniatur mahkota Raja Sunda “Binokasih” dari Keraton Sumedang Larang.

Pemberian simbolik ini menandai kehormatan sekaligus pengakuan atas semangat pelestarian nilai-nilai budaya dan spiritual yang diwariskan dari leluhur Sunda.

Momentum haul akbar ini tidak hanya menjadi ajang mengenang jasa ulama besar, tetapi juga memperkuat jalinan silaturahmi lintas daerah dan lintas tradisi. Antara nilai keagamaan, budaya, dan kepemimpinan moral, semuanya berpadu dalam semangat yang sama: meneguhkan iman, mempererat persaudaraan, dan menjaga warisan luhur bangsa.—(red)

Pos terkait