Oleh: Damai Hari Lubis
(Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik)
Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, kembali menunjukkan komitmennya terhadap isu-isu kemanusiaan global. Dalam forum internasional, ia menyoroti berbagai persoalan serius yang masih melanda banyak negara, seperti pembunuhan di luar hukum (unlawful killing), penyiksaan, pengasingan tanpa dasar hukum, hingga pembiaran terhadap penderitaan massal yang dilakukan baik oleh rezim penguasa maupun kelompok berkekuatan politik dan militer.
Dalam pidatonya di hadapan peserta Konferensi Komite Keempat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada 8 Oktober 2025, Wilson secara khusus menyinggung konflik panjang antara Maroko dan Aljazair yang telah menimbulkan tragedi kemanusiaan berkepanjangan bagi masyarakat Sahrawi di wilayah Sahara Barat, Aljazair, Mauritania, dan Maroko.
Konflik tersebut, kata Wilson, telah memaksa puluhan ribu orang hidup sebagai pengungsi di tengah kerasnya gurun pasir yang tak menentu. “Penderitaan mereka sudah berlangsung terlalu lama dan dunia tidak boleh terus menutup mata,” ujarnya dalam forum yang dihadiri oleh perwakilan berbagai negara itu.
Seruan Moral untuk Dunia
Meskipun waktu yang diberikan panitia sangat singkat, Wilson mampu menyampaikan pesan substantif dengan cara yang arif, elegan, dan menyentuh nurani kemanusiaan. Ia berbicara bukan hanya untuk satu bangsa, melainkan atas nama seluruh umat manusia yang menjadi korban konflik dan kekerasan di berbagai belahan dunia.
Dalam pandangannya, Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak boleh berhenti pada pengumpulan data dan dokumentasi pelanggaran HAM, tetapi harus bertindak nyata dalam membantu korban dan mencegah munculnya korban baru.
“PBB harus proaktif, tidak sekadar mencatat pelanggaran, tetapi juga hadir memberikan perlindungan nyata bagi korban kekerasan, termasuk kekerasan berbasis gender dan penahanan sewenang-wenang,” tegas Wilson.
Sikap Moral dan Tanggung Jawab Kebangsaan
Kehadiran Wilson Lalengke di forum internasional tersebut menjadi bukti nyata komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan global. Ia membawa suara rakyat Indonesia—bahkan dunia—yang menginginkan agar lembaga-lembaga internasional lebih fokus dan intensif dalam menangani serta mencegah berbagai bentuk kejahatan kemanusiaan.
“Apapun hasilnya, sikap moral Wilson mencerminkan tanggung jawab kebangsaan dan kepedulian universal terhadap sesama manusia,” ujar Damai Hari Lubis, pengamat hukum dan politik, yang menilai langkah Wilson sebagai representasi moral bangsa Indonesia di panggung dunia.–(***)
Sumber: YouTube – Wilson Lalengke di Konferensi Komite Keempat PBB, New York