Lebak, BantenGate.id– Masjid Jami’ Al-Muttaqiin di Kampung Wargahayu, Desa Cikulur, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, resmi digunakan sesuai dengan fungsinya, yang diawali dengan gunting pita dan tasyakuran dan pada hari Sabtu dan Minggu, 15- 16 November 2025.
Peresmian rumah ibadah yang dibangun secara gotong royong oleh masyarakat di lima kampung tersebut disambut antusias oleh sekitar 1.500 jamaah dan sejumlah tokoh agama dari berbagai desa di wilayah Cikulur dan sekitarnya.
Masjid Jami’ Al-Muttaqiin berdiri di atas tanah wakaf dari keluarga Ali Nurdin, kakek dari Kusnata, yang saat ini berdomisili di Pontianak, Kalimantan Barat. Wakaf tersebut menjadi fondasi awal bagi masyarakat untuk mewujudkan masjid yang sejak lama mereka idamkan.
Sebelum masjid ini berdiri, warga dari lima kampung—Kampung Wargahayu, Babakan Angsana, Babakan Pari, Bahbul Lebak, dan Bahbul Pasir—terpaksa menempuh perjalanan lebih dari 1,5 kilometer untuk melaksanakan salat Jumat ke Kampung Cikareo, Cipeucang, atau Naretel.
Ketua Pembangunan Masjid, M. Nur, menjelaskan bahwa pembangunan Masjid Jami’ Al-Muttaqiin murni hasil gotong royong masyarakat dan donatur. Nilai pembangunan diperkirakan mencapai Rp500 juta. Meski demikian, ia menyebut masih dibutuhkan tambahan dana untuk pembangunan pagar, turap penahan tanah, serta perlengkapan sarana masjid lainnya.
Selain bantuan warga lima kampung, dukungan juga datang dari berbagai donatur luar daerah, termasuk dermawan yang bekerja di Arab Saudi, serta hasil infak dari para petugas amal jariyah.
Perwakilan panitia pembangunan, Eli Suhaeli, dalam sambutannya pada acara tasyakuran mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh masyarakat dan para donatur yang telah memberikan tenaga, pemikiran, dan harta dalam proses pembangunan masjid.
“Semoga amal jariyah yang telah dicurahkan menjadi catatan Allah SWT dan mendapat balasan setimpal di dunia dan akhirat,” ujarnya.
Ia juga mengajak para jamaah untuk terus memakmurkan Masjid Al-Muttaqiin dan merawatnya agar menjadi pusat kegiatan keislaman dan persatuan warga.
Acara peresmian masjid tersebut dihadiri tokoh-tokoh agama dari berbagai desa, antara lain dari Desa Cikulur, Muncangkopong, Tamanjaya, Muaradua, Cigoong Utara, Cigoong Selatan, Tambakbayan, hingga Rangkasbitung. Sementara, Tausiah disampaikan oleh KH. Sopiyan Sauri dari Gunung Anten. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ust. Asep Akmaludin (Cikulur) dan Ust. Ikbal dari Pandeglang.
Kusnata berharap, dengan diresmikannya Masjid Jami’ Al-Muttaqiin, masyarakat lima kampung kini memiliki sarana ibadah yang lebih dekat dan layak, sekaligus menjadi simbol kebersamaan, gotong royong, dan kepedulian umat dalam membangun fasilitas keagamaan. Semangat kebersamaan ini diharapkan terus terjaga dalam memakmurkan masjid ke depan.--(red)








