SERANG, BANTENGATE.ID – Penurunan jumlah angka persentase penduduk miskin di Provinsi Banten merupakan hasil dari upaya yang dilakukan oleh semua pihak. Untuk itu ke depannya diharapkan persentase penduduk miskin di Provinsi Banten dapat terus ditekan.
“Angka kemiskinan ada pergerakan penurunan sedikit demi sedikit, nah ini mulai adanya hasil jawaban dari apa-apa yang menjadi ikhtiar kita bersama yang mudah-mudahan kita bisa tekan terus,” demikian diungkapkan Pj Gubernur Banten, Al Muktabar, Selasa (19/7/2022) menanggapi Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten Nomor : 35/07/36/Th. XVI, 15 Juli 2022 yang menunjukkan terjadinya penurunan angka kemiskinan di Provinsi Banten.
Berdasarkan data BPS tersebut, jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 814,02 ribu orang. Turun 38,26 ribu orang terhadap September 2021 dan menurun 53,21 ribu orang terhadap Maret 2021. Persentase penduduk miskin di Provinsi Banten pada Maret 2022 sebesar 6,16 persen. Turun 0,34 poin persen terhadap September 2021 dan juga menurun 0,50 poin persen terhadap Maret 2021.
Al Muktabar mengungkapkan, pihaknya terus berupaya mendorong para pelaku industri untuk dapat meningkatkan aktivitasnya, salah satunya adalah dengan memberikan fasilitas kemudahan dalam berusaha sesuai dengan peraturan yang ada.
“Sehingga rangkaian itu akan menjadi nilai tambah mereka (pelaku industri, red). Maka cakupan tenaga kerja yang bisa diserap akan lebih meningkat. Kita mendorong betul bagaimana mereka mengupayakan lapangan kerja dan terserapnya tenaga kerja itu. Membuat tenaga kerja punya akses untuk bekerja,” katanya.
Menurutnya, menjaga kawasan industri sangatlah penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pihaknya juga selalu terbuka bila ada investasi yang masuk, dengan hal tersebut, diharapkan perekonomian masyarakat dapat terus meningkat.
“Jadi kalau semua orang sudah mendapatkan kesempatan bekerja, akan ada pertumbuhan ekonomi di sana,” imbuhnya.
Lebih lanjut Al Muktabar juga menyampaikan, saat ini sektor ekonomi kreatif (Ekraf) sedang berkembang dengan baik. Digitalisasi menjadi salah satu penunjang dari perkembangan Ekraf untuk memperluas akses pemasaran produk tersebut.
“Memang sudah menjadi keharusan saat ini partnership antara ekonomi kreatif dengan digitalisasi. Industri sudah mengarah ke sana. Ada industri kreatif dan industri digital. Paduan semua itu akan menjadi sumber daya yang luar biasa dalam kegiatan pembangunan,” jelasnya.
Dirinya berharap masyarakat dapat memanfaatkan perkembangan digitalisasi dan memadukannya dengan kreativitas sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Pada dasarnya, kemiskinan berbasis rumah tangga atau individu. Oleh karenanya, pergerakan dari semua pihak secara bersama-sama termasuk masyarakat, akan sangat membantu menyelesaikan problem bersama kita,” pungkasnya. ***(Red.)