Bupati Lebak Hasbi Jayabaya dan AMPRAK Citorek Bahas Budaya, Alam, dan Pembangunan

Bupati Lebak Moch. Hasbi Asyidiki Jayabaya, dialog bersama AMPRAK , Lebak Selatan.--(foto: adpim)

Lebak, BantenGate.id – Bupati Lebak Moch. Hasbi Asyidiki Jayabaya menghadiri Dialog Publik yang digelar Aliansi Mahasiswa Pemuda Rakyat Kasepuhan (AMPRAK) Citorek di Rest Area Gunung Kendeng, Kecamatan Cibeber, Rabu (17/9/2025). Acara yang mengangkat tema “Potret Citorek dari Budaya, Alam, dan Lingkungan dalam Pembangunan Masyarakat” ini menjadi ruang diskusi penting antara pemerintah, pemuda, dan masyarakat adat.

Bacaan Lainnya

Dialog publik ini dihadiri oleh Asisten Pembangunan dan Perekonomian Setda Lebak, Ajis Suhendi, Kepala Badan Kesbangpol, H. Sukanta, anggota DPRD Lebak  Dapil Lebak Selatan, Camat Cibeber,  serta berbagai elemen pemuda, mahasiswa, dan masyarakat adat.

Dalam sambutannya, Bupati Hasbi menyampaikan apresiasi atas inisiatif AMPRAK yang telah menjadi jembatan aspirasi masyarakat dengan pemerintah daerah. “Kami sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini. Dialog publik adalah ruang penting untuk membangun komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat, khususnya generasi muda yang menjadi motor perubahan di masa depan,” ujar Bupati Hasbi.

Bupati juga menekankan pentingnya menjaga kearifan lokal dan kelestarian lingkungan di tengah arus modernisasi. Menurutnya, Citorek memiliki potensi besar di bidang budaya, pariwisata, dan sumber daya alam yang perlu dikelola secara bijak dan berkelanjutan. “Wilayah Citorek dan sekitarnya memiliki kekayaan budaya dan alam yang luar biasa. Ini harus menjadi modal dalam membangun masyarakat tanpa meninggalkan identitas dan kelestarian lingkungan,” tegasnya.

Ketua AMPRAK, Fauzi, dalam pernyataannya mengajak pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat adat di kawasan kasepuhan.
“Kami akan terus menjadi mitra kritis sekaligus konstruktif bagi pemerintah, agar pembangunan tetap berpihak kepada masyarakat,” ujarnya.

Citorek, yang terletak di kawasan Lebak Selatan, dikenal sebagai salah satu pusat masyarakat adat Kasepuhan Banten Kidul. Desa ini memiliki tradisi agraris yang masih lestari, seperti ritual Seren Taun—upacara adat panen raya yang menjadi simbol rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil bumi.

Masyarakat Citorek memegang teguh filosofi leuweung hejo, cai herang, masyarakat ngeunah (hutan hijau, air jernih, masyarakat sejahtera) yang mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam. Hutan adat Citorek dijaga ketat oleh masyarakat, menjadi sumber kehidupan sekaligus benteng ekologi bagi kawasan pegunungan Kendeng dan sekitarnya.

Keindahan alam Citorek yang dikelilingi hutan pegunungan, sungai-sungai jernih, dan hamparan sawah juga menjadikannya salah satu destinasi wisata unggulan Lebak Selatan. Sejumlah titik wisata alam seperti Negeri di Atas Awan Citorek, jalur trekking Gunung Kendeng, dan kampung-kampung adat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Pemerintah Kabupaten Lebak sendiri terus mendorong pengembangan pariwisata berbasis adat dan ekologi di Citorek melalui program desa wisata. Namun, Bupati Hasbi mengingatkan agar pembangunan tidak merusak keseimbangan alam dan nilai-nilai adat yang telah diwariskan turun-temurun.

Dialog publik ini dihadiri oleh Asisten Pembangunan dan Perekonomian Setda Lebak, Kepala Badan Kesbangpol, Plt. Kepala Dinas Perikanan, Sekretaris Dewan, anggota DPRD Lebak, Camat Cibeber, Kepala Puskesmas Cibeber, serta berbagai elemen pemuda, mahasiswa, dan masyarakat adat.—(ridwan)

Pos terkait