Liburan Sekolah: Bahagianya Anak, Ujian bagi Orang Tua

Dian Martiani

Oleh: Dian Martiani

(Kepala Inspektorat dan PU Yayasan Pendidikan  Adzkia, Sumatera Barat)

Bacaan Lainnya

Libur tlah tiba…libur tlah tiba…hore..hore..horee. Mungkin bagi  yang usianya sudah kepala empat sudah tak  asing lagi dengan lagu ini. Lagu legendaris yang dibawakan oleh Tasya, penyanyi cilik kala itu. Terbayang, betapa liburan yang akan dihadapi sangat menyenangkan untuk sebagian besar anak sekolah.

Lagu tentang liburan tidak hanya itu. Pada hari Minggu ku turut ayah ke kota…naik delman istimewa kududuk di muka…penggalan bait lagu itu pasti juga sangat familiar ditelinga mereka yang mungkin saat ini sudah jelita, jelang lima puluh tahun. Bayangan kegiatan liburan yang mungkin sangat berbeda dengan yang dibayangkan oleh anak-anak sekarang.

Saat lagu-lagu itu popular, anak-anak masih belum mengenal gadget, masih banyak bermain manual dan cenderung dekat dengan alam. Permainan tradisional yang sudah jarang terlihat dan dimainkan oleh anak sekarang seperti bola kasti, gobag sodor, gatrik, lompat tali dengan media karet gelang yang dijalin, petak umpet, dan lain-lain.

Sebentar lagi akan tiba masa liburan akhir sekolah yang cukup Panjang. Jelas bagi sebagian besar anak-anak sekolah momen ini adalah momen yang paling ditunggu. Mereka sejenak keluar dari rutinitas harian sebagai anak sekolah dengan berbagai kegiatan turunannya seperti tugas sekolah, pekerjaan rumah, ujian, dan sebagainya.

Apalagi bagi anak pondok/asrama yang terbiasa hidup jauh dari orang tua, jarang bisa memilih makanan, bahkan tak diijinkan bersentuhan dengan gadget pada hari-hari biasa di sekolahnya. Liburan adalah waktu yang sangat dinanti-nantikan.

Tapi tidak sedikit juga anak yang lebih suka bersekolah ketimbang libur di rumah. Terutama bagi mereka yang memiliki orang tua yang keduanya sibuk bekerja. Bagi anak-anak ini sekolah menjadi lebih menyenangkan karena kehidupan social yang lebih hangat.

Liburan panjang seklolah kadang menjadi ujian tersendiri bagi orang tua. Maka menghadapi liburan panjang anak sekolah, seyogyanya para orang tua khususnya orang tua yang bekerja di luar rumah dan tetap bekerja saat anak-anak libur hendaknya memiliki perencanaan saat liburan dengan perencanaan yang matang, variatif, inovatif, namun tetap bernilai edukatif dan tetap efektif dan efesien.

Beberapa tips yang bisa dijadikan referensi bagi orang tua diantaranya. Langkah awal adalah mengenali dan memetakan karakteristik anak (terlebih bagi yang memiliki anak lebih dari satu). Pengenalan karakteristik, sifat utama, dan hobby mereka menyebabkan orang tua dapat memilih kegiatan yang sesuai untuk beragam karakteristik ini. Hal ini menyebabkan semua anak merasa diistimewakan dan tidak ada yang merasa diabaikan. Kegiatan yang sesuai dengan karakteristik mereka dianggap terakomodir.

Bagi kegiatan menjadi dua kegiatan besar: kegiatan di rumah (regular) dan kegiatan kontemporer atau di luar rumah. Buat time line secara global, tanggal berapa kegiatan apa. Kegiatan regular di dalam rumah sebaiknya juga dibuatkan daily activity yang detil. Perencanaan kegiatan apalagi disertai juga dengan perencanaan anggarannya, akan membuat liburan akan semakin terkontrol dan bermakna.

Kegiatan regular di rumah, diawali dengan berdiskusi dengan anak-anak (bagi anak yang sudah dapat diajak diskusi) mengenai jenis kegiatan dan durasinya, serta aturan apa saja yang disepakati. Diskusi ini menyebabkan objektifitas dan kepemilikan terhadap kegiatan menjadi tinggi, sehingga anak turut bertanggung jawab saat berkegiatan.

Sebagai saran, bagilah kegiatan regular ini menjadi 5 bagian: kegiatan ibadah (Sholat, tilawah/hapalan,ibadah sosial), kegiatan fisik (olah raga), berbagi pekerjaan rumah harian, kegiatan khusus hari itu yang disepakati (contoh: proyek membuat taman, merubah letak interior rumah, membaca dengan tema tertentu), dan bermain bebas. Pembagian kategori kegiatan ini akan menghindari anak-anak kita terjebak hanya bermain gadget sepanjang hari tanpa pengawasan.

Kegiatan kontemporer atau kegiatan liburan diluar rumah bisa disepakati kapan saja dan berapa lama, sesuai juga dengan keluangan waktu orang tua. Misalnya berenang, berlibur ke tempat wisata tertentu, camping, atau berkunjung ke tempat family bahkan panti sosial. Jangan lupa sepakati aturan-aturannya saat kegiatan tersebut. Anggaran juga bisa direncanakan sesuai dengan kemampuan.

Agar liburan lebih seru, orang tua bisa membuat berbagai challenge (tantangan), target, dan kesepakatan pencapaian lainnya. Buat juga kesepakatan reward dan punishment nya.  Dengan konsep liburan seperti ini niscaya liburan terasa menyenangkan, variatif, edukatif, dan tetap efektif efsien.

Selamat menyongsong liburan panjang!

Pos terkait