Lebak, BantenGate.id – Wakil Bupati Lebak, Amir Hamzah, didampingi Sekda Budi Santoso dan Asisten Daerah I Alkadri, menerima para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Rakyat Melawan (GRM) saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Lebak, Senin (8/9/2025).
Ketua Umum Matadewa, Repi Rizali, menyampaikan sejumlah tuntutan, seperti kondisi infrastruktur yang dinilai buruk, menutut disyahkannya Peraturan Bupati tentang jam operasional kendaraan angkutan galian C, Tutup tambang ilegal di Kecamatan Banjarsari dan wilayah lain di Kabupaten Lebak, Tutup peternakan ayam di Kecamatan Cileles yang mencemari lingkungan, Selesaikan konflik agraria antara PT MII dengan petani Tanjolaya, dan Segera perbaiki akses jalan poros desa di Kabupaten Lebak.
Menanggapi tuntutan tersebut, Wabup Amir Hamzah menekankan bahwa kewenangan pemerintah daerah masih terbatas meskipun sudah ada otonomi daerah. “Kewenangan urusan pertambangan, ijin galian, itu masih banyak yang ada di pemerintah pusat dan provinsi,” jelas Amir Hamzah.
Terkait infrastruktur jalan, Amir menegaskan bahwa kondisi jalan di Lebak sudah jauh membaik dibandingkan pada tahun 2000-an. “Pada tahun 2000-an, jalan menuju Malingping baik melalui Cileles–Gunungkencana ataupun melalui jalur Saketi, kondisinya hancur. Naik kendaraan menuju Lebak Selatan, terasa sakit karena jalannya rusak. Sekarang sudah bagus dan bisa dilalui dengan nyaman,” ungkapnya.
Pembangun infrastruktur poros desa, mulai tahun 2025 ini pemerintah daerah Kabupaten Lebak, bersama Pemprov Banten dan pemerintah desa, sepakat melakukan kolaborasi. “Berapa kemampuan anggaran Pemda Kabupaten Lebak, kemampuan anggaran Pemprov dan Anggaran Dana Desa, kita kolaborasikan,”kata Wabup Amir Hamzah.
Amir juga menanggapi pernyataan mahasiswa yang menilai pejabat jarang turun ke lapangan. Ia bahkan meminta salah satu mahasiswa yang menyatakan hal tersebut untuk ikut bekerja bersamanya selama sebulan penuh.
“Besok kamu mulai kerja dengan saya. Kamu saya berikan gaji. Biar tahu bagaimana kami bekerja. Besok pagi (Selasa 9 September 2025) kamu ke rumah saya untuk sama-sama membantu bekerja dan turun ke lapangan,” tegas Wabup.
Meski begitu, Amir mengakui masih banyak kekurangan dalam pembangunan di Kabupaten Lebak, karena keterbatasan anggaran. Oleh sebab itu, ia mengajak mahasiswa seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah. “Kekurangan pasti ada. Tapi mari kita bangun bersama agar ke depan Kabupaten Lebak bisa lebih maju,” tandasnya.
Aksi yang berlangsung sejak pukul 13.00 WIB hingga malam itu, sebelumnya dilakukan para mahasiswa di depan Gedung DPRD Lebak. Aksi diikuti puluhan mahasiswa dari berbagai organisasi, di antaranya Mahasiswa Taktis Demokratis Wanasalam (Matadewa), Gerakan Mahasiswa Banjarsari (Gemari), Keluarga Mahasiswa Kecamatan Cileles (KMKC), Himpunan Mahasiswa Mathla’ul Anwar (HIMMA DPD Lebak), Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Lingkungan (Amdal), Himpunan Santri Banten Selatan (Hisbans), serta Pergerakan Mahasiswa Kecamatan Cikulur (PMKC).
Hingga aksi selesai, situasi tetap berjalan kondusif dengan pengawalan aparat kepolisian. Para mahasiswa menegaskan akan terus mengawal tuntutan mereka hingga ada tindak lanjut dari DPRD dan Pemerintah Kabupaten Lebak.—(sunarya/hendrik)