Jakarta, BantenGate.id– Wakil Gubernur Banten A. Dimyati Natakusumah menyambut positif rencana pengembangan jalur Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus–Serpong yang dinilai akan meningkatkan mobilitas masyarakat secara signifikan. Menurutnya, MRT merupakan moda transportasi massal yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan terjangkau.
Hal itu disampaikan Dimyati seusai menghadiri penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Sinar Mas Land di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (24/7/2025). Proyek pengembangan jalur MRT ini akan dilakukan melalui skema kerja sama Business to Business (B to B).
“Inisiasi proyek ini membawa harapan besar, khususnya bagi masyarakat Banten dan Jakarta. Transportasi publik seperti MRT sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan mobilitas perkotaan yang semakin kompleks,” ujar Dimyati.
Ia menyebutkan setidaknya ada empat manfaat utama dari pengembangan jalur MRT Lebak Bulus–Serpong, khususnya pada rencana perpanjangan North–South Line.
“Pertama, mengurangi kemacetan. Kedua, menekan ketergantungan pada kendaraan pribadi yang berkontribusi terhadap tingginya konsumsi BBM. Ketiga, mendorong pertumbuhan kawasan penyangga. Dan keempat, meningkatkan kenyamanan serta keamanan masyarakat dalam bertransportasi,” jelasnya.
Dimyati menyebut proyek ini sebagai “angin surga” bagi masyarakat Banten yang telah lama berharap hadirnya sistem transportasi massal modern dan terintegrasi.
“Ini adalah awal dari apa yang saya sebut sebagai ‘angin surga’. Masyarakat Banten kini bisa berharap lebih pada terwujudnya konektivitas yang modern, aman, dan nyaman,” tambahnya.
Ia juga menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Banten untuk mendukung iklim investasi, termasuk dalam proyek-proyek infrastruktur transportasi.
“Kami membuka ruang seluas-luasnya bagi investor. Jika ada kendala dalam proses pengembangan, silakan langsung dikonsultasikan. Pemprov akan mempermudah segala prosesnya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten, Tri Nurtopo, menambahkan bahwa proyek ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas masyarakat, tetapi juga membuka peluang besar untuk pengembangan kawasan berbasis Transit Oriented Development (TOD).
“Selain menunjang mobilitas, pengembangan MRT ini juga dapat menambah potensi pendapatan non-tarif melalui sektor komersial seperti periklanan dan pengelolaan kawasan sekitar stasiun,” katanya.
Tri juga menyebut kemungkinan adanya keterlibatan pihak swasta lain dalam proyek ini, mengingat jalur Lebak Bulus–Serpong melintasi beberapa kawasan strategis, seperti Bintaro yang dikelola Jaya Group.
“Maka dari itu, perlu dilakukan komunikasi intensif dengan para pemangku kepentingan lainnya. Kajian awal memang telah berjalan, namun tentu ke depan akan dibutuhkan kajian lanjutan yang lebih komprehensif,” pungkasnya.–(red)