Magelang, Bantengate.id – Akademi Militer (Akmil) tengah menjalankan sebuah proyek inovatif untuk mengatasi defisit air bersih yang dialami di lingkungan pendidikan tersebut. Proyek yang diberi nama “Bank Air” ini telah berjalan selama enam hari sejak dimulai pada 15 Juni 2025 di Kompleks Panca Arga 1, dan menjadi perhatian langsung Gubernur Akmil Mayjen TNI Arnold Aristoteles Paplapna Ritiauw beserta para perwira tinggi lainnya.
Akmil sebagai lembaga pendidikan menampung hampir 3.500 orang setiap harinya dalam kondisi maksimal, sehingga kebutuhan air menjadi sangat tinggi. Selama ini, air tanah menjadi andalan utama, namun debitnya terus berkurang. Ironisnya, sungai irigasi Progo-Manggis yang mengalir sepanjang tahun bahkan saat musim kemarau, tidak dapat langsung dimanfaatkan sebagai sumber air bersih.
Inisiatif menyuntikkan air permukaan ke dalam tanah muncul sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi kekurangan air. Ide ini digagas oleh Pak Acin, yang menyebut konsep ini sebagai “Bank Air”—sebuah upaya menyalurkan air dari permukaan ke dalam tanah menggunakan sumur injeksi, agar kemudian alam menyaring dan menyimpannya sebagai cadangan air tanah yang bisa diakses oleh sumur-sumur sekitar.
Peninjauan terhadap lokasi menemukan fenomena menarik. Meski secara kasat mata Magelang terlihat melimpah air, nyatanya kondisi tanah yang sangat rapat menyulitkan air hujan masuk ke dalam tanah. Hal ini diyakini akibat letak geografis Panca Arga yang berada di antara empat gunung berapi aktif: Sindoro, Sumbing, Merbabu, dan Merapi.
“Bahkan pengeboran sumur injeksi hingga kedalaman 30 meter belum menemukan air, sementara sumur artesis bisa menembus sampai 120 meter,” ungkap salah satu teknisi proyek.
Dalam kesempatan kunjungan tersebut, Gubernur Akmil menyampaikan apresiasinya atas inovasi luar biasa ini. “Saya sangat berterima kasih atas inisiatif ini. Saat ini para Taruna dan Taruni benar-benar membutuhkan ketersediaan air bersih yang cukup,” ujarnya.
Proyek Bank Air ini diharapkan menjadi solusi berkelanjutan tidak hanya untuk Akmil, tetapi juga dapat menjadi contoh bagi kawasan lain yang mengalami permasalahan serupa: berlimpah air permukaan, namun miskin cadangan air tanah. (dimas)