Lebak, BantenGate.id—Lagu Cilangkahan Masa Depan resmi tercatat di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), Kementerian Hukum RI, dengan Nomor 000950476 tertanggal 12 Agustus 2025. Sertifikat Pencatatan Ciptaan tersebut, ditandatangani Direktur Hak Cipta dan Desain Industri, Agung Damarsasongko, S.H., M.H.
Bagi sang pencipta, Dimasinra—nama panggung dari Ikhwan Dimas Permana—pendaftaran ini bukan sekadar formalitas, melainkan pengukuhan bahwa karya seni memiliki tempat terhormat dalam perjuangan.
“Alhamdulillah, atas dorongan rekan-rekan musisi di Lebak, lagu Cilangkahan Masa Depan resmi tercatat di Direktorat Hak Cipta dan Desain Industri Kementerian Hukum,” kata Dimas, Selasa (12/8/2025) sore usai menerima Sertifikat Surat Pencatatan Ciptaan.
Sebagai musisi, Dimas mengaku terpanggil untuk menyuarakan harapan warga selatan Banten yang mendambakan Cilangkahan menjadi daerah otonom baru, yang sudah diperjuangkan sejak dua dekade lalu namun hingga kini belum terwujud.
Perjuangan mewujudkan DOB Kabupaten Cilangkahan untuk berpisah dari Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada tahun 2014 sudah masuk dalam Ampres, namun tersandung moratorium. Ia berharap dengan bait sair dalam lagu ini dapat memicu semangat perjuangan dalam mewujudkan DOB Kabupaten Cilangkahan.
Sejarah membuktikan bahwa seni kerap menjadi senjata perjuangan. Saat bangsa ini merebut kemerdekaan dari penjajah tempo dulu, seni hadir dalam bentuk lagu kebangsaan, puisi, hingga lukisan yang membakar semangat. Bait-bait syair menjadi peluru moral, nada-nada mengalun sebagai pengobar keberanian.
Kini, dalam perjuangan mewujudkan DOB Kabupaten Cilangkahan, lagu Cilangkahan Masa Depan mencoba mengambil peran yang sama: membangun tekad, mempersatukan langkah, dan menyalakan api harapan.
Bagi Dimas, menciptakan lagu ini memiliki alasan historis. Leluhurnya pernah berjuang membuka dan membangun Malingping dan Cilangkahan pada masa daerah ini berada di bawah Kabupaten Banten Kidul sekitar tahun 1813. “Perjuangan ini adalah warisan. Dulu leluhur saya berjuang dengan tenaga dan pengorbanan, kini saya berjuang dengan nada dan kata,” tutur alumni IPB itu.
Lagu bergenre pop ini digarap dengan aransemen sederhana, sementara liriknya ditulis oleh Abah Kasep—sapaan H. Edi Murpik, pemilik kanal YouTube Kasep Abah. Kesederhanaannya diharapkan menjadi kekuatan: mudah diingat, mudah dinyanyikan bersama, namun sarat makna.
“Saya percaya, tidak semua perjuangan harus lantang bersuara keras di medan perang. Perjuangan bisa hadir lewat bait syair yang menyentuh hati dan membakar semangat,” ujarnya.
Sebelum mendapatkan pengakuan hak cipta, lagu Cilangkahan Masa Depan sudah lebih dulu menggema di ruang publik melalui kanal YouTube Kasep Abah. Lagu itu semakin populer di wilayah eks Kewedanaan Cilangkahan melalui lomba karaoke yang digelar di Radio Panorama FM 94,4 MHz pada Sabtu–Minggu (9–10/8/2025).
Sebanyak 64 peserta dari berbagai lapisan usia menampilkan versi terbaik mereka. Lomba ini menjadi bagian dari perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus menyongsong terwujudnya DOB Kabupaten Cilangkahan. Sorak-sorai dan tepuk tangan mengiringi tiap penampilan, membuktikan lagu ini telah merasuk ke hati warga.
Pendaftaran hak cipta memastikan Cilangkahan Masa Depan tidak hanya menjadi lagu perjuangan hari ini, tetapi juga warisan yang terjaga untuk generasi berikutnya—sebuah karya yang tak sekadar terdengar, tetapi juga tercatat, terlindungi, dan abadi.
Di ujung selatan Banten, bait syair dan nada Cilangkahan Masa Depan akan terus bergema, membawa pesan bahwa perjuangan adalah musik yang tak pernah berhenti—mengalun dari masa lalu, hidup di masa kini, dan menuntun menuju masa depan. —(red)
*Lagu cilangkahan masa depan dapat disimak lewat tautan: https://www.youtube.com/watch?v=9HMaCZLmTIo
