Lebak, Bantengate.id–Curah hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Lebak, Banten, selama empat hari terakhir telah memicu serangkaian bencana alam, termasuk banjir, longsor, dan kerusakan infrastruktur. Salah satu peristiwa yang menjadi perhatian terjadi di Kampung Cireundeu Girang, RT 02 RW 02, Desa Cireundeu, Kecamatan Cilograng, pada Rabu 4 Desember 2024.
Tiga rumah milik Rukman, Ibu Ciah, dan Ustad Rahmat menjadi korban tertimpa tanah longsor yang menghancurkan sebagian besar bangunan rumah. Puluhan warga bergotong royong membersihkan material longsor meski hujan deras terus mengguyur.
Rizwan, salah satu warga yang membantu evakuasi, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi rawan longsor di daerah tersebut.
“Kampung kami berada di bawah gunung, sehingga setiap kali hujan deras, warga selalu merasa khawatir. Saat ini, kami hanya berharap bantuan segera datang, terutama untuk memperbaiki rumah-rumah yang rusak berat,” ujar Rizwan.
Selain kerusakan rumah, warga juga menghadapi tantangan lain berupa terputusnya jaringan komunikasi. Hingga saat ini, sinyal seluler di Kampung Cireundeu Girang masih mati total.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mencatat dampak luas akibat cuaca ekstrem ini. Sebanyak 1.694 rumah terendam banjir dan 59 rumah terdampak longsor di berbagai kecamatan. Tiga warga dilaporkan meninggal dunia akibat bencana ini.
“Kami terus melakukan tindakan kedaruratan, termasuk evakuasi korban, pendataan, dan penyaluran bantuan berupa bahan pokok, makanan siap saji, serta obat-obatan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Pratama Rizky, pada Kamis 5 Desember 2024.
Bencana juga menyebabkan kerusakan infrastruktur, termasuk ruas Jalan Cipanas-Warung Banten di Kecamatan Sobang yang terputus sepanjang 100 meter akibat longsor. BPBD telah melaporkan hal ini kepada Dinas PUPR Banten untuk segera dilakukan perbaikan.
Berdasarkan laporan BMKG, cuaca ekstrem di Kabupaten Lebak diprediksi akan berlangsung hingga 10 Desember 2024. BPBD Lebak telah meningkatkan kewaspadaan dan berkoordinasi dengan BMKG serta instansi terkait untuk memantau situasi dan melakukan langkah antisipatif.
Febby juga mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan guna menghindari korban jiwa. “Kami terus berupaya memberikan penanganan terbaik di tengah situasi sulit ini,” tegasnya.
Sementara itu, sejumlah warga Kecamatan Cibeber melaporkan telah mengungsi ke tempat yang lebih aman akibat cuaca ekstrem yang terus berlangsung. Kondisi ini menambah panjang daftar dampak yang dihadapi masyarakat Lebak selama musim hujan kali ini.—(red)