Bantengate.id, Kabupaten Lebak masih menghadapi tantangan serius dalam sektor pendidikan, terutama dalam angka partisipasi sekolah (APS) yang menunjukkan ketimpangan mencolok di berbagai kelompok usia. Data terbaru mengungkapkan bahwa meskipun tingkat partisipasi anak usia 7-12 tahun hampir sempurna, yaitu 99,43% pada tahun 2023, kondisi berbeda terjadi pada kelompok usia lebih tinggi.
Dikutip dari situs BPS Lebak, pada kelompok usia 13-15 tahun, APS hanya mencapai 91,65% pada tahun 2023. Penurunan yang lebih drastis terlihat pada kelompok usia 16-18 tahun, di mana hanya 57,62% yang masih bersekolah. Sementara itu, pada kelompok usia 19-24 tahun, angka partisipasi sekolah anjlok ke 13,45%, menunjukkan bahwa sebagian besar remaja di usia ini tidak lagi melanjutkan pendidikan formal.
Data ini menggambarkan kesenjangan yang cukup besar dalam akses pendidikan di Kabupaten Lebak. Meskipun pada tingkat SD partisipasi hampir maksimal, semakin bertambah usia, semakin banyak anak yang tidak lagi melanjutkan sekolah. Faktor ekonomi, aksesibilitas, dan infrastruktur pendidikan yang belum merata menjadi kendala utama.
Beberapa kecamatan di Lebak memiliki jumlah sekolah yang jauh lebih sedikit dibandingkan wilayah lainnya. Keterbatasan fasilitas ini mengakibatkan banyak anak putus sekolah karena sulitnya akses menuju sekolah terdekat. Ditambah dengan kondisi jalan yang buruk di beberapa daerah, siswa menghadapi hambatan besar untuk terus bersekolah.
Rendahnya angka partisipasi sekolah, khususnya pada remaja usia 16 tahun ke atas, dapat berdampak panjang terhadap kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Lebak. Jika masalah ini tidak segera diatasi, maka potensi kehilangan generasi muda yang terdidik akan semakin besar. Minimnya akses pendidikan juga berpotensi memperparah angka pengangguran dan kemiskinan di masa mendatang.
Pemerintah daerah perlu mengambil langkah konkret untuk meningkatkan partisipasi sekolah, terutama dengan memperbaiki infrastruktur pendidikan dan memastikan setiap anak memiliki akses yang layak ke sekolah. Jika tidak, Kabupaten Lebak bisa mengalami krisis pendidikan yang berkepanjangan.
Apakah ini hanya soal ekonomi, atau ada faktor lain yang membuat anak-anak Lebak enggan bersekolah? Pemerintah dan masyarakat harus segera mencari solusinya sebelum terlambat. (dimas)