Lebak, BantenGate.id – Lima tahun sudah berlalu sejak banjir bandang dan longsor besar melanda Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, pada awal tahun 2020 lalu. Namun hingga kini, puluhan warga korban bencana yang masih tinggal di hunian sementara (huntara) di Kampung Sibanung, Desa Banjarsari, terus menanti kepastian relokasi dari pemerintah.
Muhamad Zaenudin, tokoh pemuda Kecamatan Lebak Gedong, mengungkapkan kekecewaannya terhadap lambannya realisasi pembangunan hunian tetap (huntap) yang dijanjikan pemerintah daerah.
Menurutnya, pada 4 September 2025 lalu, Wakil Bupati Lebak Amir Hamzah sempat berkunjung dan memastikan bahwa pembangunan huntap akan dimulai pada pertengahan Desember 2025. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda dimulainya proses pembangunan.
“Pengungsi korban banjir bandang tahun 2020 yang berada di Desa Banjarsari masih menantikan janji pemerintah. Saat itu, Pak Wakil Bupati menyampaikan bahwa di pertengahan Desember akan dilakukan cut and fill di lahan calon lokasi huntap. Tapi sampai sekarang belum ada realisasi,” ujar Zaenudin, Rabu (22/10/2025).
Ia menambahkan, pada 19 September 2025 lalu, pihaknya bersama sejumlah pemangku kepentingan di Desa Banjarsari telah meninjau lahan seluas 5,4 hektare yang rencananya akan dibangun untuk hunian tetap bagi warga korban bencana. Peninjauan itu juga dihadiri perwakilan BNPB Pusat, personel Zeni TNI AD, serta unsur pemerintah daerah.
“Kami sangat menyayangkan, apa yang disampaikan pemerintah waktu itu membuat kami kecewa. Karena di tahun 2025 ini belum ada tanda-tanda pergerakan dari pemerintah untuk segera membangun huntap di Kecamatan Lebak Gedong,” ujarnya.
Zaenudin menegaskan, masyarakat tidak ingin terus-menerus hidup dalam ketidakpastian. Bila pemerintah daerah tidak mampu merealisasikan janji tersebut, warga berencana akan mendatangi kantor BNPB Pusat untuk menuntut kejelasan.
“Kalau Pemda memang tidak mampu, biar kami yang akan menggeruduk kantor BNPB Pusat,” tegasnya.
Bencana banjir bandang yang terjadi pada Januari 2020 silam menghancurkan ratusan rumah di sejumlah desa di Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, dan Sajira. Sejak saat itu, sebagian warga masih bertahan di hunian sementara yang dibangun pemerintah. Hingga kini, proses relokasi permanen masih menjadi harapan yang belum terwujud.--(sunarya)