Merencanakan Liburan Sehat
Oleh, Dian Martiani
LIBUR tlah tiba…libur tlah tiba…hore…horee…horee. Masih ingat syair lagu yang dipopulerkan penyanyi cilik Tasya pada sekitar tahun 2000?. Digambarkan dalam lagu itu, betapa para siswa di masa lalu begitu berbahagia menyambut datangnya waktu liburan sekolah.
Terbayang dalam benak mereka adalah kegiatan liburan yang menyenangkan, bepergian ke berbagai tempat alternatif liburan, bertemu dengan banyak orang terutama sanak saudara yang sudah lama tidak bersua.
Bukan hanya itu, siswa-siswa ini merasa senang, karena mereka membayangkan, pada saat liburan nanti, mereka akan di ajak makan di luar (rumah) oleh orang tuanya ke tempat-tempat yang mereka impikan, yang jarang mereka nikmati, karena hanya sesekali mereka kunjungi.
Liburan identik dengan bepergian ke tempat-tempat umum, seperti pusat perbelanjaan, tempat-tempat wisata, dan lain-lain. Perjalanan menuju tempat-tempat tersebut, tidak jarang ditempuh menggunakan kendaraan umum yang biasanya menjadi padat saat liburan. Stasiun, terminal, atau bandara, adalah tempat yang harus dilalui untuk mencapai tujuan, dan biasanya juga ramai pada saat-saat liburan.
Itu mungkin gambaran siswa-siswa jaman dulu…. Kegembiraan menyambut liburan dengan sangat antusias. Saat Pandemi belum tiba…Saat masker belum menjadi pakaian wajib, saat berkumpul belum merupakan kegiatan yang dilarang, saat jarak antar manusia belum diatur, saat sentuhan fisik kerinduan dianggap biasa, saat makan-makan ditempat umum belum dibatasi, saat pusat-pusat tempat wisata dan pusat keramaian boleh dikunjungi dengan leluasa.
Saat ini, jika paradigma liburan masih seperti paradigma lama, maka anak-anak kita akan merasa kecewa, karena kegiatan liburan yang dibayangkan tidak akan dapat dilakukan. Protokol-protokol Kesehatan akan sangat banyak membatasi aktifitas yang bisa dilakukan.
Lalu, bagaimana kita merancang dan merencanakan liburan yang sesuai dengan masa pandemi?. Dalam situasi yang seba terbatas, liburan dapat dinikmati secara efektif dan menyenangkan. Hal menarik yang menantang kreatifitas berfikir kita. Tulisan ini mencoba menawarkan alternatif inspirasi untuk berbagai kegiatan liburan yang tetap bisa produktif dan menyenangkan, meski dilakukan saat pandemi.
Tahapan-tahapan yang dapat dilakukan diantaranya, Pertama, Berdiskusi dengan keluarga termasuk anak-anak, kegiatan apa yang diusulkan untuk mengisi liburan tahun ini. Kegiatan ini untuk melatih sikap demokratis anggota keluarga dalam mengambil keputusan bersama. Anak dilatih terbiasa mengemukakan pendapatnya dengan melatih penerapan adab-adab berpendapat. Setelah itu menyimpulkan dan membuat kesepakatan.
Kedua, Memastikan Pilihan Kegiatan merupakan kegiatan yang aman. Analisa hasil kesepakatan, apakah kegiatan yang dipilih aman. Aman tempatnya, sesuai standar protokol kesehatan Covid-19. Aman sesuai usia anak-anak. Analisa juga keamanan secara anggaran. Apakah anggaran yang dibutuhkan untuk membiayai liburan tidak mengganggu keuangan keluarga secara umum. Jika memungkinkan, lakukan modifikasi, agar anggaran lebih efektif dan efesien.
Pilihan kegiatan tidak harus mengunjungi tempat-tempat umum yang mengandung anggaran besar seperti tempat wisata dan pusat perbelanjaan. Kegiatan seperti berkebun, mengunjungi panti sosial, menyusuri sungai dan alam, bahkan merapikan rumah, dapat menjadi alternatif kegiatan liburan yang sangat bermanfaat. Menambah pengetahuan, keterampilan, bahkan hafalan ayat-ayat Al Qur’an, bisa juga menjadi pilihan alternatif.
Ketiga, Membuat Kontrak Liburan. Setelah dipastikan jenis kegiatannya, ajak anggota keluarga membuat kontrak liburan yang disepakati bersama. Diskusikan secara singkat. Contoh kesepakatan : Harus mau bekerjasama, jika bepergian di luar tempat liburan harus meminta ijin, hanya boleh menggunakan gadget pada jam-jam tertentu, makan harus dihabiskan, tidak boleh merajuk, maksimal jajan perorang berapa, dan sebagainya.
Keempat, Membuat target pencapaian kompetensi saat liburan. Baiknya liburan tidak hanya sekedar mengandung makna hiburan dan sekedar melepaskan kejenuhan. Kegiatan liburan dapat dimanfaatkan juga untuk mengejar pencapaian tugas perkembangan sesuai tingkat usia anak.
Memberinya pengalaman “lapangan” sebagai sarana untuk meningkatkan kompetensinya. Misalnya, jika berkunjung ke rumah sanak saudara, latih anak untuk menerapkan adab berkunjung. Mengucapkan salam, berbicara yang baik kepada orang yang lebih tua, sebaya, maupun kepada yang lebih muda. Menerapkan tiga kata ajaib seperti maaf, tolong, dan terimakasih. Selama liburan, setiap anak yang usianya cukup memadai, diwajibkan untuk mengelola barang pribadinya masing-masing.
Liburan diharapkan dapat juga membantu orang tua untuk meningkatkan kompetensi anak sesuai usia dan melatih rasa tanggung jawab. Selain bermanfaat untuk dirinya, hal ini juga meringankan tugas orang tua, terutama seorang ibu. Banyak pengalaman, Ibu adalah orang yang senantiasa memiliki tanggung jawab yang banyak, sehingga kadang tetap merasa lelah, meskipun itu agenda liburan.
Tahapan Kelima, adalah Melakukan persiapan sesuai kegiatan liburan yang telah dipilih. Tentu berbeda persiapan menuju pegunungan, pantai, rumah family, atau hanya di rumah saja. Barang apa saja yang akan dibawa dan berapa jumlahnya, apa yang harus dibeli, kendaraan apa yang akan digunakan, dan lain sebagainya. Selanjutnya sepakati pembagian tugas, baik dalam melakukan persiapan, maupun pada saat liburan itu dilaksanakan. Atur pembagian tugas secara proporsional menurut kemampuan masing-masing anggota keluarga.
Keenam, siapkan form kontrol dan form evaluasi sederhana. Form-form ini berguna untuk mengukur kesuksesan kegiatan liburan. Membandingkan kesesuaian antara rencana dan realisasi kegiatan. Form ini juga membantu saat keluarga nanti melakukan evaluasi. Tidak perlu yang rumit-rumit, yang bersifat krusial saja. Hitung-hitung melatih anak-anak melakukan kegiatan managemen efektif, mana tahu mereka nanti menjadi seorang pemimpin organisasi, perusahaan, atau pemimpin negeri ini.
Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, tinggal mengeksusi, melaksanakan kegiatan liburan yang telah disepakati. Jangan lupa, kontrak liburan yang telah disusun ditandatangani oleh semua anggota keluarga. Semoga tulisan ini membantu kita semua untuk dapat menjalani liburan dengan nyaman dan menyenangkan. Liburan yang sehat di masa Pandemi.
Selamat Liburan…
*Penulis adalah Praktisi Pendidikan, Ibu dari Lima anak, tinggal di Sumatera Barat.