Tangerang, BantenGate.id—Dalam upaya mendukung program nasional eliminasi Tuberkulosis (TB) tahun 2030, UPTD Puskesmas Gunung Kaler melaksanakan kegiatan Active Case Finding (ACF) TB Paru di Pondok Pesantren An Nabilah, Selasa (28/10/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan kasus TB secara dini di lingkungan pesantren yang memiliki tingkat mobilitas dan interaksi sosial yang tinggi.
Pelaksanaan kegiatan melibatkan tim kesehatan Puskesmas, petugas promosi kesehatan, perawat, serta kader kesehatan masyarakat. Kegiatan diawali dengan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan TB, tanda dan gejala penyakit, serta pentingnya deteksi dini. Para santri dan pengasuh pondok terlihat antusias mengikuti sesi edukasi tersebut.
Setelah penyuluhan, tim kesehatan melakukan skrining gejala TB kepada seluruh peserta. Bagi santri maupun pengasuh yang menunjukkan gejala, dilakukan pemeriksaan dahak dan rontgen dada untuk memastikan diagnosis secara akurat dan cepat.
Kepala UPTD Puskesmas Gunung Kaler, dr. Ahmad Sobari, mengatakan bahwa kegiatan ACF TB Paru merupakan bagian dari komitmen Puskesmas dalam mempercepat penemuan kasus TB serta memutus rantai penularan di masyarakat, khususnya di lingkungan pesantren.
“Lingkungan pesantren merupakan komunitas dengan interaksi sosial yang sangat tinggi, sehingga deteksi dini menjadi langkah penting. Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat menemukan kasus TB lebih cepat dan mencegah penularan lebih luas,” ujar dr. Ahmad Sobari.
Selain pemeriksaan, kegiatan ACF TB Paru juga dimanfaatkan sebagai sarana edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi para santri dan pengasuh. Edukasi ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, ventilasi ruangan, serta pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan penyakit menular.
Lebih lanjut, dr. Ahmad Sobari menegaskan bahwa kegiatan serupa akan terus digelar di berbagai wilayah kerja Puskesmas Gunung Kaler sebagai langkah nyata mendukung target eliminasi TB tahun 2030.
“Kami ingin masyarakat semakin sadar pentingnya deteksi dini dan pengobatan TB hingga tuntas. Dengan kerja sama lintas sektor — mulai dari tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, hingga lembaga pendidikan — eliminasi TB bukan hal yang mustahil,” tegasnya.
Melalui kegiatan ACF TB Paru di Pondok Pesantren An Nabilah ini, diharapkan proses penemuan kasus TB dapat dilakukan lebih cepat, rantai penularan dapat diputus, dan kesadaran masyarakat pesantren terhadap pentingnya pencegahan serta pengobatan TB semakin meningkat.–(red)








