Serang, BantenGate.id–Gubernur Banten Andra Soni yang juga dikenal sebagai Bapak Gede, untuk pertama kalinya Mumuluk Bareng (sarapan pagi) bersama masyarakat Baduy. Momen bersejarah ini berlangsung di Halaman Gedung Negara Provinsi Banten, Jalan Brigjen KH Syam’u, Kota Serang, Minggu pagi (4/5/2025), sebagai bagian dari rangkaian acara Seba Baduy Tahun 2025.
Turut mendampingi dalam mumuluk Ketua TP PKK Provinsi Banten yang juga istri Gubernur, Tinawati Andra Soni, serta Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Lukman.
Kegiatan Mumuluk Bareng ini merupakan yang pertama kalinya digelar sepanjang sejarah pelaksanaan Seba Baduy. Dalam tradisi sebelumnya, belum pernah ada agenda sarapan bersama antara Bapak Gede dan masyarakat Baduy. Tahun ini, nuansanya terasa lebih akrab dan penuh kebersamaan. Saat mumuluk nampak di samping Gubernur Banten, Jaro Ooo, Kepala Desa Kanekes, Jaro Sadi (olot Baduy) dengan gaya yang khas, tutug tuur (duduk sambil memegang lutut) dan para olot Baduy.
Andra Soni menyantap makanan khas persembahan masyarakat Baduy yang secara khusus hanya disajikan untuk Bapak Gede. Menu yang dihidangkan berupa laksa dan sayur umbut rotan atau berbahan menu dari batang muda rotan. Laksa Baduy sendiri merupakan makanan tradisional berbahan dasar tepung beras yang ditumbuk sendiri dengan menggunakan halu (alu) di atas lisung (lesung).
“Tadi pagi saya Mumuluk Bareng dengan masyarakat Baduy. Saya makan laksa dan sayur umbut, makanan khas Baduy dan khusus disajikan untuk Bapak Gede. Rasanya enak dan penuh makna kebersamaan,” ujar Andra Soni.
Setelah acara sarapan bersama, Andra Soni dan istri turut melepas rombongan masyarakat Baduy yang melanjutkan perjalanan menuju Pendopo Kabupaten Serang untuk mengikuti prosesi Seba Panungtung. Dalam suasana haru dan penuh rasa hormat, warga Baduy satu per satu berpamitan kepada Andra Soni dan Tinawati dengan berjabat tangan.
Pada kesempatan tersebut, Andra Soni menyampaikan bahwa masyarakat Baduy sempat menyampaikan harapan terkait perbaikan akses jalan menuju wilayah mereka. Ia pun menegaskan komitmennya untuk segera menindaklanjuti permintaan tersebut.
“Saya menerima aspirasi dari masyarakat Baduy mengenai akses jalan. Insya Allah, kita akan upayakan perbaikan agar masyarakat lebih mudah beraktivitas,” tegasnya.
Andra Soni juga menekankan bahwa Seba Baduy bukan sekadar acara budaya yang meriah, tetapi sarat dengan nilai dan pesan kehidupan. “Seba Baduy bukan tontonan, tapi tuntunan. Ini adalah warisan budaya yang mengajarkan banyak hal, terutama tentang bagaimana menjaga alam dan tradisi adat yang harus di jaga kelestarianya,” ucapnya.
Menurutnya, masyarakat Baduy adalah contoh nyata bagaimana hidup selaras dengan alam dan tetap memegang teguh adat istiadat leluhur.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Lukman. Ia menyebut bahwa pelaksanaan Seba Baduy tahun ini berlangsung dengan khidmat dan penuh nilai filosofis. “Seba ke Bapak Gede berlangsung khidmat. Banyak filosofi dan nilai-nilai kearifan lokal dari masyarakat Baduy yang bisa menjadi tuntunan bagi kita semua,” ujarnya.–(red)