LEBAK, BANTENGATE.ID–Produk UMKM Bejod Magic Bamboo, dari Desa Bejod, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten, terpilih dan lolos uji Kurasi Tim Kemenparekraf dalam kegiatan Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2022, yang dilaksanakan di Kota Cilegon, setelah bersaing dengan sekitar 6.571 aktor ekraf se-Indonesia. Selain itu, dua produk lain dari Kabupaten Lebak yang lolos uji Kurasi; Chanting Pradana dan Iqbal Art.
“Alhamdulillah, produk UMKM Bejod Magic Bamboo, lolos uji Kurasi dari Tim Penilai Kemenparekraf 2022. Ini merupakan kebahagiaan bagi kami pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),”kata KH.Muhamad Nasir Ali Muhidin Ali, Pemilik Sanggar Kreasi Bejood Magic Bamboo, kepada Bantengate, Selasa (19/4/2022).
Menurut aktor ekrap yang akrab disapa Kiai Haji Nasir, kegiatan mengolah bambu yang dikerjakan bersama para santrinya sudah dilakukan sejak tahun 2017 lalu. Kegiatan mengolah bambu untuk dibuat berbagai kreasi seni dan peralatan rumah tangga seperti; teko, gelas, cangkir, mug, mangkuk dan baki, berawal dari melihat adanya potensi bambu di sekitar kampung bejod yang belum di olah secara maksimal.
“Desa Bejod, Wanasalam, potensi bahan baku bambu sangat berlimpah. Bambu hitam (awi wulung) itu dijual petani ke tengkulak bambu dengan harga tak lebih dari Rp 20 ribu/batang. Maka muncul pemikiran, kalau saja bambu di olah menjadi produk peralatan rumah tangga, maka nilai jualnya lebih tinggi,”kata KH Nasir yang juga Pemimpin Pondok Pesnatren Al-Furqon.
Dengan bermodalkan Rp 250 ribu, ayah dari lima anak ini membeli peralatan, seperti; pisau, gergaji dan ampelas, lalu mencoba mengolah bambu untuk menjadi gelas, mug dan piring serta kreasi lainya. Bersama santrinya saat itu berjumah 7 orang, bambu yang ada di sekitarnya mulai di olah dan ternyata mendapat respon yang luar biasa dari warga sekitar dan para orang tua santri.
Menurut Kiyai kelahiran Indramayu tahun 1971 silam ini, selain mengajar dan membina para santri agar tidak hanya piawai menguasai berbagai disiplin ilmu agama Islam, tapi juga mendidik para santri untuk mampu mandiri dan menjadi seorang entrepreuneur.
“Santri kudu iso ngaji, santri kudu isi ngolek rezeki, santri kudu iso mandiri dan santri kudu iso bagi-bagi rezek (santri harus bisa ngaji, santri harus bisa mencari rezeki, santri harus mandiri, santri juga harus bisa bagi-bagi rezeki),” kata Kiayai Nasir.
Sanggar kerajinan Bejod Magic Bamboo, tak hanya membuat peralatan rumah tangga, namun sudah merambah membuat tas wanita dan pernik lainya. Bahkan, kini sudah membuat Gitar Akustik dengan kualitas yang tidak kalah bersaing dengan produk buatan pabrik dan di banderol dengan harga Rp 2 juta – Rp 2,5 juta.
Pemasaran produk Gitar Akustik nya pun kini sudah merambah keberbagai daerah di Indonesia dan bahkan ke berbagai negara Eropa.
Menurut KH Nasir, keberhasilannya itu tidak lepas dari peran Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak melalui program e-kraf, Dinas Koperasi dan UMKM serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak, Imam Rismahayadin, mengatakan, produk Bejod Magic Bamboo dan produk UMKM lainya perlu mendapat dukungan semua pihak, sehingga potensi ekraf di Lebak dapat lebih dikenal dan beli masyarakat.
Selain itu, Imam, juga meminta dukungan dan berharap produk Bejod Magic Bamboo yang kini tengah di uji oleh Tim Kurasi Kemenparekraf dapat lolos dan menjadi juara di tingkat nasional.--(dimas)