Lebak, Bantengate.id–Salah satu jejak sejarah penting dalam perkembangan industri di Banten terdapat di Kota Rangkasbitung, yaitu N.V. Maatschappij tot Exploitatie van Olie-fabriek, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pabrik Mexolie yang didirikan pada tahun 1918.
Pabrik ini memiliki peran vital dalam perekonomian dan industri minyak kelapa pada masa pemerintahan Hindia Belanda di wilayah Banten, serta meninggalkan warisan sejarah yang sampai saat ini masih bisa dijumpai di kota “Multatuli”.
Pabrik minyak kelapa yang dikenal juga dengan nama Pabrik Mexolie, menjadi salah satu ikon industri minyak kelapa yang penting di Banten, berlokasi di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Di lokasi sekitar pabrik ini, sekarang berdiri pusat perbelanjaan Rabinza. Sementara di belakangnya, masih tersisa beberapa bangunan yang utuh dan tembok sebagai saksi bisu masa kejayaan pada jamanya. Namun, sudah penuh dengan rumput dan pepohonan tidak terpelihara. Sayang, memang.
Perusahaan N.V. Maatschappij tot Exploitatie van Olie-fabriek, setelah Indonesia merdeka dinasionalisasi dan berganti nama menjadi Pabrik Minyak Kelapa PT. Semarang. Namun, pada tahun 2006, pabrik tersebut secara resmi berhenti beroperasi, mengakhiri lebih dari 80 tahun kiprah industri pengolahan minyak kelapa.
Pada masa kejayaannya, Pabrik Mexolie mengolah minyak kelapa yang berasal dari berbagai perkebunan kelapa, seperti dari Sawarna dan daerah pesisir lainnya di sekitar Rangkasbitung. Proses produksi di pabrik ini menghasilkan minyak kelapa dengan aroma khas yang konon dapat tercium hingga ke sekitar Stasiun Rangkasbitung. Pabrik ini juga memiliki hubungan erat dengan stasiun tersebut, di mana terdapat rel kereta api yang menghubungkan langsung gudang pabrik, mempermudah pengangkutan bahan baku dan distribusi produk minyak kelapa ke berbagai daerah, termasuk Jakarta dan Jawa Barat.
Di sekitar area pabrik, dibangun juga fasilitas untuk karyawan, termasuk mess dan rumah untuk kepala pabrik yang dikenal dengan nama “Resident Mexolie.” Beberapa bangunan tersebut masih dapat ditemukan hingga kini, meskipun ada yang sudah mengalami kerusakan. Menariknya, salah satu bangunan masih dihuni oleh keturunan kepala pabrik tersebut, menjaga kenangan sejarah yang melekat pada tempat ini.
Saat ini, Pabrik Mexolie yang telah berhenti beroperasi menjadi bagian dari destinasi wisata sejarah atau cagar budaya di Rangkasbitung. Pemerintah Kabupaten Lebak telah berupaya memajukan pariwisata berbasis sejarah dengan membuka beberapa destinasi menarik, seperti Watertoren Rangkasbitung dan Museum Multatuli. Ini adalah upaya untuk mengenalkan sejarah perkembangan industri dan budaya di Banten.
Meskipun sudah lama tidak beroperasi, Pabrik Minyak Mexolie tetap menjadi saksi bisu perjalanan panjang industri minyak kelapa di Banten. Keberadaannya tak hanya mencatatkan sejarah penting bagi perkembangan ekonomi di daerah ini, tetapi juga menyimpan kenangan berharga bagi masyarakat Rangkasbitung dan Kabupaten Lebak.—(ridwan/bg)