Tangerang, BantenGate.id– Langit sore itu di Desa Sukamanah, Kecamata Jambe, Kabupaten Tangerang, nampak redup. Tapi, udara terasa hangat. Di salah satu sudut daerah perbatasan antara Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, seorang nenek lansia bernama Mawantin, menyendiri dengan penuh haru menanti tiba saatnya adzan untuk berbuka puasa. Dalam keadaannya yang serba terbatas, ia tinggal di sebuah rumah yang sudah tidak layak huni.
Sore itu, Wakil Gubernur Banten, A. Dimyati Natakusumah, bersama Karo Pemerintahan dan Otda Setda Pemprov Banten, Gunawan Rusminto, Camat Jambe Chaidir, dan rombongan datang dengan membawa kabar baik. Sekitar pukul 17.00 WIB, Wagub Banten A. Dimyati tiba di rumah Mawantin yang sederhana, di RT/RW 016/05, Kampung Salimah Suren, Desa Sukamanah.
Dimyati menyapa dengan hangat nenek Mawantin. Kondisi rumah Mawantin memang sangat memprihatinkan. Lantai rumahnya beralaskan terpal karung, sementara bilik-bilik kayu penopangnya tampak rapuh, seolah tak sanggup lagi menahan beban waktu.
“Ibu matanya kenapa? Sudah berobat belum? Kalau belum nanti kita bawa ke rumah sakit. Ga usah khawatir masalah biaya, saya jamin semuanya gratis,” ujar Wagub Banten dengan suara yang agak keras, karena pendengaran nenek Mawantin sudah kurang bisa mendengar
Mawantin hanya terdiam, lalu dengan bantuan anak dan tetangganya yang berbicara dalam bahasa Sunda, Mawantin, mengungkapkan bahwa matanya memang sudah lama sakit, namun ia sudah berusaha berobat. Meski tubuhnya lemah, semangat Mawantin untuk tetap bertahan begitu kuat.
Wagub Banten Dimyati Natausumah bersama Gubernur Banten Andra Soni yang sudah berkomitmen akan membantu warga Banten yang membutuhkan, langsung memasuki rumah Mawantin.
Tatapan mata Dimyati menelusuri setiap sudut ruang yang tampak rapuh dan penuh keterbatasan. Matanya terlihat berkaca-kaca saat menyaksikan keadaan rumah Mawantin.
“Kayu ini sudah rapuh, kalau dibiarkan, pasti akan roboh. Kemudian biliknya, lantainya… Ya Allah, saya berdoa kalau ada warga saya di Banten yang hidupnya seperti ini, berikan kepada saya kekuatan dan keikhlasan agar saya bisa membantu,” ucapnya dengan suara bergetar, sesekali menyeka air mata yang perlahan mengalir.
Wagub Banten tidak bisa menahan perasaan haru melihat kondisi rumah yang begitu memprihatinkan. Bagi A. Dimyati, ini bukan hanya soal bangunan fisik, melainkan tentang martabat dan kesejahteraan warga Banten. “Ini tanggung jawab saya. Saya tidak akan lelah untuk keliling dan membantu warga yang mengalami kesusahan,” katanya. Ia berjanji untuk terus berkeliling di seluruh wilayah Banten untuk membantu mereka yang hidup dalam kondisi serupa.
Setelah berbicara dengan penuh perhatian, Wagub A. Dimyati melanjutkan untuk melihat dapur Mawantin. Di sana, ia kembali menemukan kenyataan pahit: rumah yang tidak layak huni ini bahkan lebih mirip dengan kandang ayam. Kondisi yang jauh dari kata sehat, dan Wagub Banten pun semakin teguh pada niatnya untuk segera memberikan bantuan.
“Ini tidak sehat. Sudah seperti kandang ayam. Kita harus segera bantu,” tambahnya, sembari memandang sekitar dengan perasaan prihatin.
Wagub Banten Dimyati, dalam kunjungan tersebut memberikan bantuan untuk renovasi rumah Mawantin sebesar Rp22,5 juta. Mawantin, tampak terharu dan tak bisa menahan perasaannya. Mawantin, menangis tersedu-sedu saat mengetahui bantuan tersebut.
“Ya Allah. Terima kasih bapak. Semoga bapak diberikan kesehatan selalu,” ucap Mawantin sambil menengadahkan tangan dan berdoa penuh syukur. Doa itu diamini oleh semua yang hadir di lokasi, termasuk seluruh warga sekitar yang merasa terharu dengan kepedulian Wagub Banten terhadap kehidupan mereka.
Dimyati menyampaikan pesan tegas kepada Camat Jambe, Kepala Desa Sukamanah dan RT setempat, agar ikut membantu merenovasi rumah nenek Mawantin, agar segera dapat ditempati dengan layak.–(dimas/red)