Kerajinan Bambu, Produksi “Bejod Magic Bamboo”  Ponpes Al Furqon Sudah Mendunia

BANTENGATE.ID,LEBAK- Kerajinan berbagai  perlengkapan rumah tangga dari bahan bambu, seperti; teko, gelas, cangkir, mug, mangkuk dan baki produk santri Pondok Pesantren Al-Furqon, Desa Bejod, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pemasarannya kini sudah mendunia. Kerajinan berbahan bambu tersebut, kini terus berkembang dan tak lagi sebatas memproduksi perlengkapan rumah tangga.

Bacaan Lainnya

Di bawah brand; Bejod Magic Bamboo,”  para santri merambah membuat kerajinan tas, dompet dan guitar akustik. Salah satu produk  jenis tas bambu, sempat menjadi nominasi terbaik dalam salah satu ajang fashion show di Jerman.

Adalah Kiyai Muhamad Nasir Ali Muhidin, pemimpin Ponpes Al-Furqon, yang dengan tekun membina dan mengarahkan para santrinya untuk mampu memanfaatkan bambu menjadi sesuatu yang lebih bernilai.

“Saya mengajar dan membina para santri agar tidak hanya piawai menguasai berbagai disiplin ilmu agama Islam, tapi juga mendidik para santri untuk mampu mandiri.  Santri kudu iso ngaji, santri kudu iso ngolek rezeki, santri kudu iso mandiri dan santri kudu iso bagi-bagi rezeki (santri harus bisa ngaji, santri harus bisa mencari rezeki, santri harus mandiri, santri juga harus bisa bagi-bagi rezeki),” kata Kiayi Nasir, saat ngobrol santai bersama bantengate.id di Ponpes Al Fur-qon, Senin (5/7/2021).

Menurut kiyai kelahiran Indramayu tahun 1971 silam ini, ia  tertarik mengembangkan olah seni bambu berawal dari melihat potensi bambu di tempat tinggalnya, Kampung Barengkok, Desa Bejod, yang belum diolah dan dimanfaatkan secara maksimal. Satu  batang bambu dihargai tidak lebih dari Rp 10 ribu.

Dengan bermodalkan Rp 250 ribu, ayah dari lima anak ini membeli alat-alat seperti pisau, gergaji dan ampelas, lalu mencoba mengolah bambu untuk menjadi gelas, mug dan piring serta kreasi lainya.

Bersama santrinya yang saat itu berjumah  7 orang, bambu yang ada di sekitarnya mulai diolah. Ternyata hasilnya mendapat respon yang luar biasa dari warga sekitar dan  para orang tua santri.

Pada sekitar tahun 2010 an ia mendirikan pesantren dengan nama  “Al-Furqon” dan santri pun terus bertambah, berdatangan dari berbagai daerah. Kemudian, pada tahun 2017 diresmikan nama usaha kerajinan bambu para santrinya  dengan nama; ”Bejod Magic Bamboo”. Produk yang dihasilkan pada tahun pertama adalah gelas, cangkir, mug, mangkuk dan lampu hias.

Kemudian, kreasi souvenir  seperti; kapal Pinisi, mobil jadul, vespa dan becak. Sekarang produk bertambah, membuat  guitar akustik. Pemasarannya pun terus merambah keberbagai daerah di Indonesia, dan luar negeri sepert; Thailand, Singapura, China, Jerman dan negara lainya.

Karena ketekunanya dalam membina santri dan juga mengembangkan usaha, Kiyai Nasir, sering diajak Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lebak, Dekranasda Lebak dan perusahaan di wilayah Banten untuk menampilkan produknya  di berbagai event pameran di tingkat lokal dan nasional.  Selain itu, Nasir juga sering diminta menjadi narasumber bagi para pelaku usaha mikro di Banten.—(dimas/em)

Pos terkait