Khotib Sholat Idul Fitri 1442 H, KH. Ahmad Ruyani: Sabar Adalah Perisai Ketahanan Diri

KH. Ahmad Ruyani, saat menyampaikan khutbah pada Sholat Idul Fitri 1442 H di alun-alun Malingping, Banten Selatan.–(dimas)

BANTENGATE.ID, LEBAK:- Umat Islam warga Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, melaksanakan Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1442H/2021 Masehi secara berjamaah dipusatkan di alun-alun Malingping, Banten Selatan, Kamis (13/05/2021).

Bacaan Lainnya

Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan Malingping bersama unsur Tim Penanganan Covid-19, menerapkan aturan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat. Seluruh panitia dan jamaah diharuskan memakai masker, menjaga jarak  dan mencuci tangan  dengan hand sanitizer, sebelum memasuki alun-alun Malingping. Panita PHBI juga menyiapkan masker dan membagikannya kepada para jamaah yang tidak memakai masker.

Hadir dalam Sholat Idul Fitri, Camat Malingping, Lingga Segara, S.STP. M.SI, Danramil Malingpng, Kapten. Arm. Zainul Arifin dan Kapolsek Malingping, Kompol Eko Widodo, SE.MH. Bertindak selaku Imam dalam Sholat Idul Fitri 1442H, KH. Toha Mustopa, Khotib Drs. KH. Amad Ruyani, MM dan Bilal, Ustad Eki.

KH. Ahmad Ruyani, dalam pesan khutbahnya  menyampaikan, puasa yang dilaksanakan umat Islam satu bulan lamanya pada bulan Ramadan, adalah sebuah proses pensucian jiwa  atau hati  dari niat yang buruk, benci, iri hati, sombong dan takabur.  Ibadah puasa adalah membimbing manusia agar pandai menahan diri, pandai mengendalikan diri dan tidak mudah marah. Puasa mengajarkan kepada umat manusia agar  mampu menahan emosi .

“Puasa, sesuai dengan namanya Ramadan (Ramid, Romadon) adalah membakar, sehingga bagi manusia yang melaksanakan ibadah puasa secara khusyu dan sungguh-sungguh serta berserah diri kepada Allah SWT, maka seluruh dosa dan kesalahannya akan diampuni. Dia akan kembali menjadi manusia yang suci, manusia yang fitri,” kata KH. Ahmad Ruyani.

Pada saat sekarang di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia sedang dilanda  musibah yang cukup berat dan panjang, yaitu pandemi Covid-19. Musibah ini telah memporakporandakan sendi-sendi kehidupan, ekonomi menjadi tidak stabil, daya beli menjadi menurun dan banyak para pekerja yang dirumahkan.

Pemerintah Indonesia sedang fokus menangangi penyebaran penyakit ini dengan biaya yang cukup besar, untuk  melindungi  segenap anak bangsa dari bahaya  pandemi virus ini.

Sudah dua kali, Idul Fitri berada pada kondisi seperti ini. Tidak sedikit saudara-saudara kita yang berada diperantauan tidak bisa pulang kampung.  Anak tak berjumpa dengan orang tua, menantu tak ketemu dengan mertua.  Maka sikap kita sebagai orang yang beriman adalah harus tetap bersikap sabar, karena sikap sabar adalah perisai  yang mampu bertahan dalam siuasi dan kondisi apapun.

“Jadikan sabar dan sholat sebagai  penolongmu, dan sesungguhnya sholat itu berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu dalam melakukannya,” kata KH. Ruyani sebagaimana firman Allah dalam Surat  Al Baqarah ayat 29.

Sabar dalam ajaran Islam bukan berarti diam tanpa usaha, tetapi sikap mental dan berserah diri kepada Dzat Yang Maha Kuasa dalam bentuk do’a  yang  diiringi  dengan usaha dan upaya, karena Allah SWT sangat menyayangi orang-orang yang beriman, beramal  sholeh  dan berkarya.— (vina/dimas)

Pos terkait